Kamis, 19 Februari 2015

Karakterhstik dan Sejarah Musik Blues

 

Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Masyarakat Afrika-Amerika di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari lagu rohani , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama balada . The blues di mana-mana... dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll dicirikan oleh kord progresif tertentu dengan dua belas bar akord miring progresi yang paling umum dengan nada miring, mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau dimainkan secara bertahap rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 major) sehubungan dengan lapangan dari major scale.

Karakteristik Musik Blues

Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari negara untuk blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda dari abad ke-20. Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang Dunia II menandai transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik blues ke khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida yang disebut revolusi blues rock.
Istilah "blues" mengacu pada "Blues Devil", yang berarti melankolis dan kesedihan, penggunaan awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s 'satu babak sandiwara Blue Devils (1798). Meskipun penggunaan frasa dalam musik Amerika Afrika mungkin lebih tua, telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s '" Dallas Blues "menjadi hak cipta pertama komposisi blues. Lyrics frasa sering digunakan untuk menggambarkan suasana hati yang tertekan .
Musik blues mempunyai pengaruh yang besar terhadap musik populer Amerika dan Barat yang baru, seperti dapat terlihat dalam aliran ragtime, jazz, "blues rock", "electric blues", bluegrass, rhythm and blues, rock and roll, hip-hop, dan country, "reggae", serta musik rock konvensional.

Sejarah Musik Blues

Willie Dixon pernah mengatakan, "Blues adalah akar, dan yang lainnya adalah buah-buahan". Blues adalah akar dari musik-musik populer, terutama jazz, namun musik blues kemudian berkembang secara mandiri. Ciri khas musik blues adalah Blue Note. Blue Note tercipta dari adaptasi tradisi musik afrika yang pentatonis terhadap musik diatonis dari eropa. Bending note atau nada yang beliuk-liuk menandakan adaptasi tersebut.
Adalah orang Afro- Amerika yang pertama kali menciptakan cikal bakal musik ini. Hingga Kemudian pada tahun 1910, istilah blues resmi dipakai. Blues adalah dasar dari hampir setiap genre musik penting pada abad ke-20 dari Jazz, Rock , Soul, Funk hingga hip- hop dan seterusnya. Istilah blues tidak diketahui dengan jelas namun beberapa pendapat mengatakan bahwa blues itu lahir dari istilah blue / biru yang selalu dikonotasikan dengan perasaan sedih, galau(untuk istilah anak jaman sekarang), depresi, atau melankoli. Sebelumnya para musisi blues memakai banjo selama bertahun tahun. Kemudian musik blues pun terus berkembang, bahkan di setiap daerah di Amerika melahirkan warna musik blues yang berbeda-beda.

Musik Blues Berawal Dari Tradisi Muslim

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim? Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.
Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika barat yang tinggal di Amerika sekitar tahun 1600hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.
Menurut para sejarawan sekitar 30% budak dari Afrika barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika adalah Muslim. Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen namun banyak dari mereka tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya, mereka melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. Jadi secara historis kaum Muslim telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Columbus menemukannya (Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation).
Pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik blues adalah alat- alat musik yang bisa mereka minkan. Pada awalnya lagu blues hanya dinyanyikan tanpa iringan instrument, kemudian baru mereka mempergunakan alat petik gitar sebagai iringan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka menabuh drum karena khawatir akan menumbuhkan perlawanan para budak. Namun penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika diizinkan untuk dimainkan karena mirip biola. Guru besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz Jerman bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Sejarah Musik Jazz


Banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite dan mapan. Namun bila kita menegok ke akar jazz boleh dibilang justru bertolak belakang. Jazz adalah sebuah seni ekspresi dalam bentuk musik. Jazz disebut sebagai musik fundamental dalam hidup manusia dan cara mengevaluasi nilai-nilai tradisionalnya. Tradisi jazz berkembang dari gaya hidup masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Awalnya, pengaruh dari tribal drums dan musik gospel, blues serta field hollers (teriakan peladang). Proses kelahirannya telah memperlihatkan bahwa musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.

Yang menarik adalah bahwa asal kata “jazz” berasal dari sebuah istilah vulgar yang digunakan untuk aksi seksual. Sebagian irama dalam musik jazz pernah diasosiasikan dengan rumah-rumah bordil dan perempuan-perempuan dengan reputasi yang kurang baik. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi, yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu” begitu menurut Louis Armstrong.

Legenda jazz dimulai di New Orleans dan berkembang ke Sungai Mississippi, Memphis, St. Louis, dan akhirnya Chicago. Tentu saja musik jazz dipengaruhi oleh musik yang ada di New Orleans, tribal drums Afrika dan struktur musik ala Eropa. Latar belakang jazz tidak dapat dilepaskan dari fakta di mana jazz dipengaruhi berbagai musik seperti musik spiritual, cakewalks, ragtime dan blues. Salah satu legenda jazz yang dipercaya bahwa sekitar 1891, seorang pemilik kedai cukur rambut di New Orleans bernama Buddy Bolden meniup cornet-nya dan saat itu lah musik jazz dimulai sebagai gebrakan baru di dunia musik. Setengah abad kemudian, musik jazz di Amerika memberi banyak kontribusi di dunia musik, dipelajari di universitas, dan akhirnya menjadi sebuah aliran musik yang serius dan diperhitungkan.

Musik jazz sebagai seni yang populer mulai menyebar ke hampir semua masyarakat Amerika pada tahun 1920-an (dikenal sebagai Jazz Age). Jazz semakin marak di era swing pada akhir 1930-an, dan mencapai puncaknya di akhir 1950-an sebagai jazz modern. Di awal tahun 20-an dan 30-an, “jazz” telah menjadi sebuah kata yang dikenal umum.

Pengaruh dan perkembangan musik blues tidak dapat ditinggalkan saat membahas musik jazz di tahun-tahun awal perkembangannya. Ekspresi yang memancar saat memainkan musik blues sangat sesuai dengan gaya musik jazz. Kemampuan untuk memainkan musik blues menjadi standar bagi semua musisi jazz, terutama untuk digunakan dalam berimprovisasi dan ber-jam session. Musik blues sendiri, yang berasal dari daerah Selatan, memiliki sejarah yang sangat luas. Pemain musik blues biasanya menggunakan gitar, piano, harmonika, atau bermain bersama dalam kelompok yang memainkan alat-alat musik buatan sendiri.

SEJARAH JAZZ DI DUNIA

Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano, terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.

Musik jazz pertama dari Amerika adalah benar-benar asli kontribusi kepada dunia seni masyarakat. Periode 1930an dan pada tahun 1940-an sampai sekarang adalah satu-satunya dalam sejarah ketika usia popularitas jazz lainnya hilang cahayanya semua genre musik di AS Adalah suatu masa yang dikenal sebagai era Big Band, dan selama itu ayunan musik adalah raja.

Popularitas jazz, dan cara bermain dalam perubahan gaya musik, waned setelah WWII. Namun band besar dari orang-orang seperti Duke Ellington, Woody Herman, Count Basie dan lain-lain upheld tradisi di tahun 1970-an dan seterusnya. Selain itu jazz kelompok kecil, terdiri dari kedua mantan band besar era soloists musisi muda baru dan sama-sama, ada lanjutan untuk memanfaatkan paralel distinctions banyak dari bahasa yang mereka bermain di ayunan dan rekaman sejak jatuhnya band yang besar. Demikian pula yang besar, pop jazz dan vocalists dari tahun 1950-an dan 1960-an yang digunakan oleh aturan dan instrumentasi arrangers dan musisi yang berkaitan dengan sebelumnya, dan pemahaman, maka kata-kata dari Big Band era.

Bahasa ayun masih hari ini diucapkan oleh sejumlah berbakat sekarang ini modern dan musisi jazz band ayunan. Pertengahan tahun 1990-an memperbaharuinya dalam ayunan musik adalah fueled by a swing dance kebangkitan dari Lindy-hop jitterbug swing dan tarian. Hari ini sukses dan sesi band-pemimpin yang acquiesce untuk merekam dan memutar musik jazz yang swings melakukannya dengan pengetahuan yang menarik perhatian adalah penggemar baru jazz agak mirip dengan rasa yang memuaskan dari ayunan penari; besar bermain lebih mudah untuk memahami dan berhubungan dengan ketika mengalir seperti itu didukung oleh halus, stabil, dan lancar yang rhythms, banyak seperti yang populer di pertengahan 1930an.

SEJARAH MUSIK JAZZ DI INDONESIA

Musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.

Nama-nama musisi yang masih diingat adalah Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan. Selain bermain di Jakarta, seperti di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin Plaza) dan Hotel Der Nederlander (jadi kantor pemerintahan), mereka juga bermain di kota lain, seperti di Hotel Savoy Homann – Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) – Surabaya.

Pada tahun 1948, sekitar 60 musisi Belanda datang ke Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal. Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah Jose Cleber. Studio Orkestra Jakarta milik Cleber mengakomodasi permainan musik California. Band-band baru bermunculan seperti The Progressive Trio, Iskandar’s Sextet dan Octet yang memainkan jazz dan The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.

Pada tahun 1955, Bill Saragih membentuk kelompok Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute. Anggota lainnya adalah Didi Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman Tobing (bass) dan Yuse (drum). Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor), Thys Lopis (bass) dan Bob Tutupoly (vokal).

Band jazz yang terkenal tahun 1945 – 1950 di Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack Lesmana, ayah Indra Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy Chen, Jopy Chen (bass), Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen Leng (gitar), Didi Pattirane (gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem (clarinet).

Nama-nama musisi jazz di Bandung tahun 50 – 60an adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani, Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan Sadikin Zuchra (gitar dan piano).

Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun 70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho (piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar), Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.

Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B. Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa personil.

Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop, rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials dan masih banyak lagi lainnya.

Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa Java Jazz Festival. (AL/Angga, Berbagai sumber dan analisa

Read more: http://desxripsi.blogspot.com/2013/01/sejarah-musik-jazz.html#ixzz3SCODbqpn

Kamis, 05 Februari 2015

Sejarah Lahirnya musik SKA rocksteady

Sejarah SKA & Rocksteady

SKA
Perang Dunia II yang mengubah segalanya kekuasaan Inggeris
terhadap negara _negara jajahanya.Runtuh sebelum masa PD II &
terpecah belah, pada saat pertengahan masa peperangan Inggeris
memberikan kemerdaakaan kepada negara_negara jajahannya setelah mendapat
tekanan dari pemerintahan kolonial. Pada tahun 1962 Jamaica membentuk
pemerintahan sendiri meskinpun masih tetap sebagai negara yg makmur,
Budaya Jamaica & muziknya mula terfleksi dalam optimisme baru
& aspirasi rakyat yang liberal.

Sejak tahun 40'an Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk muzik dari Amerika.
Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang
memainkan muzik² dansa. Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan
trombonisnya Don Drummond & master gitarisnya Ernest Ranglin
terpengaruh oleh pemuzik² jazz Amerika seperti Count Bassie, Erskine
Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller & Woody Herman. Ditahun 50'an
ketenaran band-band jazz di Amerika digantikan oleh grup-grup yang kecil
& cenderung lebih memainkan irama bop/rhythm & blues sound.
Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika terpengaruh &
membawa pola permainan muzik tersebut ke daerah asalnya. Band-band local
di Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ
& Tom The Great Sebastian mulai memainkan gaya baru tersebut.
Ditahun 1954, pertunjukan terbesar pertama kali diadakan di kota
Kingston tempatnya di Ward Theatre. Band-band tradisional yang memainkan
irama mento-folk-calypso turut mengambil bahagian & sering kali
band-band tersebut mengisi acara di hotel-hotel yang ada di Jamaika
& mengelilingi pulau tersebut. Pada akhir tahun 50'an
pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento (sejenis muzik calypso)
melebur menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'. Irama
shuffled memperoleh populari berkat kerja keras musisi-musisi seperti
Neville Esson, Owen Grey, The Overtakers & The Matador Allstars.
Banyak studio & perusahaan rakaman yang mengalami perkembangan &
terus berusaha untuk mencari bakat² baru. The Jamaican Broadcasting
Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada pemuzik² muda melalui
siaran acara² di radio.

Dua orang yang amat berpengaruh dalam perkembangan musik di Jamaika pada tahun 50'an adalah Duke Reid &
Clement Seymour Dodd. Bersama istrinya, Duke Reid memiliki kedai
'Treasure Island Liquor' yang berlokasi di jalan Bond (Bond street).
Soundsystem Reid dikenal dengan nama 'The Trojan', diambil dari tulisan
yang tertera pada traknya. Trak yang biasa digunakan sebagai angkutan
barang untuk kedainya. Dodd menamakan soundsystem miliknya 'Sir Coxsone
Downbeat' yang diambil dari nama pemain kriket asal Yorkshire, Coxsone.
Sepanjang akhir tahun, kedua orang tersebut memimpin persaingan dalam
bisnes muzik. Walaupun Coxsone lebih dekat dengan 'Ghetto'(perkampungan
yang didiami kaum atau kelompok tertentu) Adalah Reid yang dianugerahi
sebagai 'King of sound & blues' di Success Club (acara
penganugerahan) di tahun 1956, 1957, 1958.

Tahun 1962, saat di mana Jamaika sedang cenderung meniru musik-muzik Amerika, Cecil
Bustamente Campbell yang kemudian dikenali dengan nama 'Prince Buster',
tahu bahawa sesuatu yang baru amat ditubuhkan pada saat itu. Ia memiliki
seorang gitaris yang bernama Jah Jerry yang kemudian bereksperimen di
muzik dengan menitikberatkan 'ketukan 'afterbeat' ketimbang 'downbeat'.
Hingga pada saat ini ketukan afterbeat menjadi esensi dari singkop
(penukaran irama) khas Jamaika. Ska pun lahir. Soundsystem/studio
rekaman pun mulai merakam hasi kerja mereka. Dengan tidak memberikan
label pada vinyl (piring hitam) dengan tujuan agar memperoleh keuntungan
diantara para pesaingnya. Sehingga yang lain tidak dapat melihat apa
yang dimainkan & 'mencuri' untuk sondsystem mereka sendiri.

Perang antara soundsystem pun memuncak hingga pada saat para donatur terancam
oleh segerombolan orang² yang menyebabkan permasalahan. Orang² ini
dinamakan 'Dance Hall Crashers'. Meskipun fasilitas Mono Recording yang
masih primitif, adalah keteguhan hati dari antusiasnya akan muzik ska
yang memungkinkan untuk menjadi muzik komersil dari Jamaika yang pertama
kali. Dan kenyataannya ska dikenal sebagai musik dansa rakyat Jamaika.

Sepanjang tahun 60'an wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang
mencari pekerjaan. Pada waktu itu amat susah di dapati. Pada awalnya
pemuda-pemuda ini tidak tertarik dengan optimisme musik ska.
Pemuda-pemuda tersebut menciptakan identiti kelompok sebagai 'Rude Boy'
(sebuah trend dikalangan pemuda yang pernah terjadi pada periode awal
tahun 40'an) Menjadi 'Rude' ertinya menjadi seseorang dimana masyarakat
menganggapnya tidak berguna. Gaya dansa ska para Rude Boy memiliki ciri
khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkah seakan-akan meninju
seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orang
yang selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini
terefleksikan dalam lirik-lirik lagu ska. (catatan: gaya penampilan
berpakaian Rude Boy iatu dengan celana panjang yang mengatung hanya
semata kaki). Muzik ska sekali lagi mengalami perubahan untuk
merefleksikan 'Mood of the rude' dengan menambahkan tensi pada permainan
bass yang disesuaikan dengan gaya sebelumnya iatu 'free-walking bass
style'.

Banyak yang datang mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh pengetahuan dalam industri muzik yang kemudian beralih
menjadi penjual ganja ketika gagal & modal makin menipis. Banyak
pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar dalam film 'The
Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini dipercaya
mengisahkan tentang perjalanan hidup Jimmy Cliff)

Dua parti politik yang ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik
pun
mengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan memiliki senjata api pun ditilik
kembali setelah melalui periode dimana kepemilikan senjata diperbolehkan
asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yang memiliki
senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup

Artis & produser mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude
Boy melalui
muzik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti "Lawless street" dari kelompok Soul
Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones. Duke Reid memproduseri
salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street) C.S. Dodd
pun ikut memproduksi grup muda yang memiliki visi muzik mereka sebagai
'rudies' iatu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny
Wailer).
Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy iatu
Judge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah karya cemerlang dalam
mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil
memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts)

Tema rude boy masih mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitinya memuncak
sepanjang musim panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat &
Rocksteady pun lahir. Gelombang ska pertama berakhir pada tahun 1968
(Rocksteady adalah bahagian cerita lain: Rocksteady kemudian melahirkan
muzik Reggae. Populariti muzik Reggae di Inggris di sebarkan oleh
Skinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi muzik Reggae & lirik²
lagunya cenderung bertemakan ajaran Rastafari & pandangan
Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub', 'Dancehall', &
seterusnya ...& seterusnya ...)

Memasuki gelombang kedua ...sebelumnya marilah kita lihat beberapa sejarah ska lainnya:
ditahun 1962, saat di mana Inggris menjanjikan jaminan secara tak terbatas
kepada para
imigran yang berasal dari negara² persemakmurannya, rusuhan pun terjadi. Disaat itu muzik ska & Reggae sedang populer.
Dibawa dari Jamaika oleh banyak pemuzik & produser yg ikut
berimigrasi, termasuk 'The Trojan' & seorang kelahiran Kuba, Laurel
Aitken. Pada tahun 70'an, imej Rude Boy diperbaharui & terhasil
dalam penggabungan 2 jenis musik yg masih tergolong baru di Inggris iatu
Reggae & Punk oleh band The Clash (Rudie can't fail). Antara
pertengahan hingga akhir tahun 70'an, band seperti The Coventry
Automatics memilih untuk memainkan ska ketimbang Reggae karena menurut
Jerry Dammers (pendiri band tersebut), memainkan musik ska lebih mudah
& gampang. The Coventry Automatics merubah namanya menjadi The
Specials AKA The Automatics, kemudian berubah lagi menjadi The Specials.

Selanjutnya pada tahun 1979 Jerry Dammers mendirikan 2Tone Records. Keinginan
Dammers layaknya seperti Prince Buster di awal tahun 60'an yaitu
menciptakan sesuatu yang baru. Hitam & putih menjadi simbol.
Lahirlah yang dinamakan dengan 2Tone ska. Logo 2Tone iatu gambar kartun
pria berpakaian jas hitam dengan kemeja putih, dasi hitam, topi 'pork
pie', kaca mata hitam, kaus kaki putih & sepatu 'lofers' hitam
menjadi logo resmi yang karakternya di beri nama 'Walt Jabsco' (diambil
dari nama Walt Disney, pendiri film kartun & Jabsco bererti ganja
dalam bahasa slang latin). Diciptakan oleh Dammers sendiri
berdasarkan pose Peter Tosh pada sebuah photo awal kelompok The Wailers yang dapat
di lihat pada cover album 'The Wailing Wailer Studio One Realease'.

Pada saat rusuhan sedang terjadi, & organisasi racist 'National Front'
sedang tumbuh
pesat, pakaian hitam putih & band yang anggota nya terdiri dari perusuh, mengetengahkan
lagu-lagu yang bertemakan 'unity' disaat negara tersebut sedang terpecah belah oleh isu
racial. Sama halnya dengan musik ska di Jamaika, situasi yang terjadi pada saat
itu
terefleksi kedalam lirik lagu, seperti "Racist Friend" The Specials AKA. Band-band seperti
Madness, The Beat, The Selecter, The Bodysnatchers & The Specials membuat ska menjadi sesuatu yang segar
dengan mengolah nomor-nomor ska klasik dari Prince Buster (Roughrider,
Madness, Too hot, dll.) & artis-artis gelombang pertamanya.Band lain
yang tidak termasuk 2Tone tetapi berasosiasi dengan gerakan 2Tone
adalah Bad Manners. Ada juga persilangan dengan artis gelombang pertama
dengan band 2Tone (Rico Rodriguez adalah pemain trombone yang menjadi
additional player pada kelompok The Specials, anak murid dari pemain
trombone ternama Don Drummond & sering dipakai sebagai musisi studio
do Jamaika)

Pada akhirnya Chrysalis Records membeli 2Tone dari Dammers dengan keputusan menandatangani perjanjian kontrak dengan
band-band 2Tone lainnya. Termasuk antara lain: The Specials, The
Selecter, Madness, Rico Rodriguez, The Swinging Cats, The Friday Club,
The Bodysnatchers, The Hisons, JB Allstars, Specials AKA, The
Apollonairs, The Beat (di Amerika di kenali dengan nama 'The English
Beat' karena sudah ada band yang memakai nama The Beat) & sebuah
single dari Elvis Costello. (catatan: single Elvis Costello tersebut
berjudul "I can't stand up for falling down" menjadi permasalahan &
tidak pernah di jual. Copy lagu tersebut diberikan secara gratis kepada
penggemar Costello pada saat pertunjukannya. Costello memproduseri debut
album The Specials & menjadi guest singer sekaligus produser untuk
single The specials AKA yang berjudul Nelson Mandela 12".

Tahun 1985 2Tone label dibubar. Dammers mengalami kebangkrutan terhadap
perusahaan Chrysalis. Band-band 2Tone mengalami masa popularitasnya dari
tahun1978-1985 walau bagaimanapun bukan hanya 2Tone yang memainkan
musik ska. Diantara band-band lainnya adalah The Tigers, Ska City
Rockers, The Akrylykz (dengan Roland Gift pada tenor sax, yang kemudian
bergabung bersama anggota The English Beat Cox, & Steele yang
belakangan menjadi penyanyi di Fine Young Cannibals), The Employees, The
Piranhas, dan masih banyak lagi ...

Hal tersebut menutup gelombang kedua musik ska ...pada gelombang ketiga: dengan berakhirnya
2Tone & gelombang kedua, musik ska menjadi sempit namun tidak
menjadi musik yang usang. Adalah The Toasters (pernah merilis single
dibawah nama 'Not Bob Marley'), Bim Skala Bim, The Untouchables &
Fishbone yang menjadikan tradisi dalam mencampur beat ska dengan unsur²
muzik lainnya seperti pop, rock dan beat-beat lainnya.

Kehadiran gelombang ketiga musik ska terdiri dari berbagai bentuk dengan
mengkombinasikan hampir setiap jenis muzik yang kira-kira dapat
dicantumkan dengan irama ska. Band-band seperti Jump With Joey, Hepcat,
Yebo, NY Ska Jazz Ensemble & Stubborn Allstars tetap bermain pada
akar ska Jamaika. Operation Ivy, Voodoo Glow Skulls, Mighty Mighty
Bosstones, dll. menggunakan energi punk untuk menciptakan ska-core.
Regatta 69, Fillibuster, Urban Blight, dll. tetap bertahan pada corak
Reggae/Rocksteady beat. Punch The Clown, Undercover S.K.A., dll.
mencirikan pengaruh dari gaya 2Tone. Yang menarik adalah band asal
Florida, Pork Pie Tribes menggabungkan beat ska dengan muzik tradisional
Irlandia. Hal lain yang lebih menarik adalah grup band The Brownies
yang mencampurkan ska dengan apa saja !!

Imej Rude Boy/Rude Girl hadir kembali pada gelombang ketiga, namun kali ini tidak sebagai
pemberontak. Tetapi sebagai suporter yang fanatik dengan muzik SKA, Skinhead Against
Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep 'sell outs'. Ada
beberapa aspek diantaranya yang belum berubah: ska masih menjadi muzik
dikalangan remaja, setiap pertunjukan ska dapat disaksikan oleh segala
umur & tidak terlalu mahal untuk mengakomodasikannya. Disamping itu
juga ska masih membentuk beat yang unik & harmonis walaupun
digabungkan dengan unsur-unsur muzik lainnya & orang-orang pun masih
banyak yang menikmatinya.



SEJARAH ROCKSTEADY

"My boy lollipop" yang dibawakan oleh Millie Small adalah cover version dari
lagu bercorak R&B milik Barbie Gaye, menjadi lagu favorit generasi
Mods di Inggris. Bagi mereka, pilihan musik adalah 'soul', disamping itu
mereka menyukai ska dengan cara berpakaian ala 'Rudeboy'. Beberapa
tahun kemudian, diantara mereka yang menjadi 'Skinhead' meniru gaya
penampilan tersebut. Terjadi suatu hubungan antara rusuhan kulit putih
dengan rusuhan kulit hitam. Baik Skinhead ataupun Rudeboy, kedua-duanya
adalah 'kelas pekerja' yang mempunyai gaya hidup sendiri.

Fenomena Rudeboy bermula dari Jamaika yang kemudian menyebar ke daratan Inggris.
Adalah pemuda-pemuda pengangguran yang lahir di kota Kingston setelah masa
kemerdekaan. Tanpa pekerjaan & wang mereka tinggal di wilayah
'ghetto' seperti Trenchtown & Riverton city. Kadang-kala mereka
membentuk 'gang' & terjun kedunia kriminal. Rudeboy hidup dalam
lingkungan masyarakat pinggiran & mengekspresikan diri mereka dengan
cara berpakaian serta gaya berdansa yang khas. Ska, dengan ketukan
tempo yang cepat memberikan cukup tenaga untuk berdansa. Tetapi Rudeboy
tidak begitu menyukai gaya berdansa yang terlalu cepat. Mereka biasanya
berdansa dengan setengah ketukan tempo irama ska. Oleh karena itu, ska
berubah untuk mengakomodasikannya.

Lahirlah Rocksteady

Musik ska berubah. Pada tahun 1966 hampir setengah dekad, saat dimana musik
ska berkembang, tetapi tidak untuk irama dasar dan aransemennya. Masih
dengan definisi 'Offbeat' & pola permainan bass 'free walking
style'. Konsep rocksteady membawa ide baru untuk ska. Iramanya begitu
eksperimental & lebih pelan. Adalah Hopeton Lewis yang membawakan
lagu "Take it easy" dalam bentuk ska tetapi tidak dapat menemukan bentuk
irama yang pas, kemudian ia bawakan dalam tempo irama yang slow. Dan
ketika aransemen telah selesai, seorang teman mengatakan, "That's rock
steady man, that's rockin' steady" dan begitulah nama rocksteady pun
lahir.

Topik tentang Rudeboy terus berlanjut sepanjang periode ska & mencapai puncak populariti pada musim panas 1964. Beat ska
menjadi pelan & rocksteady pun lahir. Memaksa para 'dancers' untuk
berdansa lebih pelan. 'Slow to rock'. Ada juga yang berpendapat bahawa
rocksteady lahir dari ketidakpuasan para pemuzik terhadap ska &
pencarian sesuatu yang baru. Apapun alasannya, rocksteady lahir untuk
berbeda dengan ska. Dengan 'memutus' ritme ska, memberikan efek pola
permainan bass untuk bermain lebih terangkai (cluster), ketimbang
permainan bass pada irama ska yang berpola linier (continuous line).

Tak diragukan corak irama baru ini terbukti menjadi populer ("Take it easy"
terjual 10.000
unit hanya dalam waktu satu minggu). Sebagian karena irama ini tergolong baru & juga para
'dancers' tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Oleh karena itu mereka dapat bertahan lama
di 'dance floor'.

Walaupun ska tersebar di Inggris, namun ska tidak bertahan lama hingga rocksteady menjadi populer. Disebabkan oleh 2
hal yaitu, berdirinya lisensi 'Trojan Records' (record label dari
Jamaika) & para pemusik yang mencuba menerapkan bentuk baru
tersebut.

Orang pertama yang mempopularkan rocksteady di Inggris adalah Desmond Dekker (nama asli: Desmond Dacres) sebelumnya ia
bergabung lama dengan Leslie Kong, hingga pada tahun 1967 ia memutuskan
untuk solo & mencetak hit pertamanya, "007 (Shanty town)".Adalah
salah satu diantara lagu-lagunya yang banyak mempengaruhi 'Judge Dread'.
Di Inggris singlenya (dirilis oleh Trojan Records) mencapai chart lagu
#12 & terus bertahan menjadi hit hingga memasuki tahun 1969. Pada
saat itu pula di Jamaika sedang dilanda 'demam' Reggae. Hit Desmond
Dekker yang paling populer adalah "Israelites" mencapai puncak chart
lagu #1 di Inggris, Kanada, Swedia, Jerman Barat, Belanda, Afrika
Selatan & menjadi hit pertamanya pada chart lagu di Amerika #9.

Rocksteady tidak hanya menurunkan tempo, tetapi juga mengalihkan penekanan pada
alat tiup kearah gitar dan vokal. Singkop ketukan yang 'jumpy' menjadi
kurang tegas. Hingga menghasilkan versi sound yang lebih rileks dari
'American soul'. Tiga contoh utama untuk sound baru ini adalah Delroy
Wilson
DEATH METAL

1. Sejarah Awal Death Metal :
Dimulai pada awal tahun 1980-an. Dan suatu gaya muncul antara Death Metal, Black Metal  dan Thrash Metal. Band-band dari Eropa seperti Venom,
Hellhammer
Bathory dan Hellhammer, dan band-band dari AS seperti Possessed dan Slayer yang membentuk suatu dasar gaya musik extreme heavy meta. Dan dari sini mengarah ke Death dan Thrash Metal. Band Inggris ‘Venom’, mengkristalkan unsur-unsur dari apa yang kemudian menjadi dikenal sebagai Thrash Metal, Death Metal dan Black Metal dengan album mereka pada tahun 1981 yang berjudul ‘Welcome to Hell’. Mereka : Gelap, Suara berisik, vocal kasar dan menggambarkan kegerian, dengan imej satanic, membuktikan suatu inspirasi utama untuk band extreme metal. Band yang sangat berpengaruh lainnya seperti Slayer yang dibentuk ditahun 1981. Walaupun band ini menggusung musik Thrash Metal. Musik ‘Slayer’ lebih kejam dibandingkan Thrash Metal nya Metallica pada jaman ini. Megadeth atau Exodus, Slayer dihormati sebagai salah satu dari yang paling mengancam band-band Thrash Metal dari awal 1980-an dan dipertimbangkan sebagai nenek moyang dan yang berpengaruh besar atas hadirnya Death Metal. Kecepatan yang sangat berbahaya yang mereka miliki dan kombinasi instrument yang berani dengan lirik lagu tentang kematian, kekerasan, peperangan dan satanism, membuat
Slayer
Slayer mempunyai fans fanatic. Menurut Allmusic, album ketiga mereka yang bertitle ‘Reign In Blood’, mengilhami seluruh genre death metal dan mempunyai dampak besar pada leader genre yaitu Death, Obituary dan Morbid Angel.
Bangkit dari struktur awal musik thrash metal dan black metal, Death metal muncul selama pertengahan 1980-an dengan band-band seperti Slayer, Kreator, Venom dan Celtic Frost adalah merupakan pengaruh yang sangat penting dari masing-masing genre. Possessed dan Death, bersama band-band Obituary, Carcass, Morbid Angel dan Deicide sering dianggap pelopor dari genre tersebut. Pada akhir 1980-an dan awal 1990, Death Metal memperoleh perhatian lebih banyak dari beberapa media-media, yang mana sebagai musik pelopor. Dan disamping itu juga banyak bermunculan beberapa label seperti Combat, Earache dan RoadRunner dan banyak band-band death metal yang melakukan deal atau contract dengan label-label tersebut. Sejak itu pula death metal telah mengalami keanekaragaman. Menelurkan variasi yang kaya dari sub genre death metal telah menemui pertentangan yang cukup layak dipertimbangkan dari kultur trend, yang mana sebagian besar disebabkan karena tema yang kurang menarik. Langkah dan perumpamaan personal melingkupi banyak band. Dan ini secara khusus dipandang sebagai suatu format musik ‘Underground’, sebagian dikarenakan tidak mengikuti trend yang lagi marak dalam kaitan keagresifan dan musisi-musisi death metal memilih untuk tidak begitu menghiraukannya. Bagaimanapun, ini memberikan jalan serentak ke tempat-tempat seperti Amerika Selatan, dan bahkan ke Hindia Timur dalam bentuk Thrash/Black/Death Metal.

2. Apa sih Musik Death Metal itu :
Death Metal adalah subgenre dari extreme musik heavy metal. Ini biasanya menggunakan permainan gitar yang heavyly distorted, tremolo picking, deep growling vocals, blast beat drumming, minor keys or atonality, dan struktur lagu yang kompleks dengan tempo yang sering berubah.
Death
Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagunya yang bertemakan kekerasan atau kematian. Permainan ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat dan intensitas dinamis. Dan vocal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt) atay geraman maut alias death growl. Beberapa pelopor genre ini adalah VENOM dengan albumnya ‘Welcome to Hell’ (1981) dan DEATH dengan albumnya ‘Scream Bloody Gore’(1987). Death Metal kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh band-band seperti Cannibal Corpse, Morbid Angel, Entombed, God Macabre, Carnage dan Grave. Kemudian pada era 2000’an Death Metal berkembang sangat pesat.
Banyak band-band jebolan aliran death metal menjadi pembaharuan dalam musik metal. Band-band tersebut diantaranya yaitu Inhuman Dissiliency, Disavowed, Viraemia, The Berzeker, Dying Fetus, Condemned dan masih banyak lagi.

3. Berikut daftar umum untuk subgenre di death metal :
‘Perlu dicatat’ bahwa contoh yang dikutip disini tidak selalu ekslusif untuk satu gaya tertentu. Banyak band mudah ditempatkan di dua atau lebih kategori berikutnya dan kategorisasi spesifik band sering menjadi sumber perdebatan karena opini pribadi dan interpretasi.
a. Melodic Death Metal : Death Metal Scandinavia dapat dianggap pendahulu dari ‘Melodic Death Metal’ atau kadang-kadang disebut ‘Melodeath’, adalah
Dark Transquality
musik heavy metal dicampur dengan beberapa unsur death metal, seperti vocal menggeram dan penggunaan liberal blastbeats. Lagu yang biasanya didasarkan pada Iron Maiden esque harmony dan melodi gitar dengan tipikal lebih tinggi dan bernada geram, karena bertentangan dengan riff brutal death metal tradisional dengan death grunts yang lebih rendah. Carcass terkadang diakui yang telah pertama kali memainkan melodic death metal di album ‘Heartwork’ tahun 1993, meskipun band-band Swedia seperti In Flames, Dark Transquality, dan At The Gates biasanya disebut sebagai pelopor utama dari genre tersebut dan juga merupakan metal soundnya dari Gothenburg (Gothenburg adalah nama kota di Swedia).
b. Technical Death Metal : Teknikal death metal atau Progresif death metal, merupakan istilah terkait yang mengacu pada band namun perbedaan ada pada kompleksitas dari musik mereka. Ciri umum adalah struktur lagu dinamis, ketukan, ritem, yang khas, harmoni dan melodi yang tidak biasa dilakukan. Band-band yang dideskripsikan sebagai Teknikal Death Metal atau Progresif Death Metal umumnya menggabungkan estetika death metal dengan beberapa elemen seperti progresif rock, jazz, dan musik klasik. Sementara istilah
Cryptopsy
Teknikal Death Metal sendiri kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan band yang fokus pada kecepatan dan ekstremitas serta kompleksitas, batas antara death metal progresif dan teknikal adalah sangatlah tipis. Teknikal death metal dan Progresif death metal, untuk jangka pendek adalah istilah umum yang diterapkan untuk band-band seperti Cryptopsy, Edge Of Sanity, Opeth, Origin, dan Sadist. Cynic, Atheist, Pestilence, dan Gorguts adalah contoh dari band-band terkenal karena menciptakan Jazz dengan memasukkan/mempengaruhi unsur-unsur dari death metal. Necrophagist dan Spawn Of Possession dikenal karena gaya musiknya yang dipengaruhi oleh death metal klasik. Pelopor musik death metal yaitu ‘Death’ juga menyempurnakan gaya mereka ke arah yang lebih progresif dalam beberapa tahun terakhir mereka. Band dari Polandia yaitu Decapitated, memperoleh pengakuan sebagai salah satu Modern Teknikal Death Metal pertama di Eropa.
c. Deathcore : Dengan meningkatnya popularitas Metalcore, beberapa cirinya telah dimasukkan ke dalam death metal. Band-band seperti Suicide Silence, Salt The Wound dan karya-karya awal dari ‘Job for a Cowboy’ menggabungkan unsur metalcore dan pengaruh death metal. Karakteristik death metal, seperti fast drumming (termasuk blast beats), down-tuned guitars, tremolo picking dan growled vocals dan digabungkannya screamed vocals, melodic riffs dan breakdowns.
d. Death/Doom : Adalah gaya /style yang mengkombinasikan tempo lambat dan suasana melankolis dari doom metal dengan gaya vocal yang deep growling dan double kick drumming death metal. Gaya ini muncul pada akhir 1980-an dan memperoleh sejumlah popularitas selama tahun 1990-an. Hal ini dipelopori oleh band-band seperti Autopsy, Winter, Asphyx, Disembowelment, Paradise Lost dan My Dying Bride.
e. Goregrind dan Deathgrind : Adalah gaya/style yang mencampurkan intensitas, kecepatan dan keringkasan.dari Grindcore dengan kompleksitas death metal. Hal ini berbeda di death metal dalam penggunaan solo gitar yang jarang dilakukan, vokal menjerit /shrieked vocals adalah yang lebih menonjol dan sebagai gaya vocal utama (meskipun death growls masih digunakan dan beberapa band deathgrind membuatnya lebih banyak menggunakan gaya vocal yang terakhir), dan lagu-lagu umumnya lebih pendek
Brujeria
panjang, biasanya berdurasi antara satu dan tiga menit. Gaya/style berbeda dari Grindcore dalam hal pendekatan yang menjurus ke masalah yang lebih teknis dan lebih sedikit adanya pengaruh dan estetika dari hardcore punk. Beberapa contoh penting dari band-band Deathgrind yaitu Brujeria, Cattle Decapitation, Cephalic Carnage, Pig Destroyer, Circle Of Dead Children, Rotten Sound, Gut, Cock and Ball Torture.
f. Blackened Death Metal : Adalah gaya/style yang menggabungkan unsur death metal dan black metal. Namun band-band ini sering cenderung mengadopsi beberapa karakteristik tematik genre seperti Satanism dan Okultisme serta termasuk semua topic umum dan gambar. Band-band yang memainkan Blackened Death Metal yaitu  Belphegor, Behemoth, Akercoke dan Sacramentum.
g. Death ‘n’ Roll : Adalah gaya/style yang menggabungkan unsur death metal
dengan tipical growled vocals dan highly distorted detuned guitar riffs bersama dengan unsur musik dari classic rock n’roll serta hardrock era 1970-an dan juga heavy metal. Band-bandnya seperti Entombed dan Gorefest.

Perpaduan dan Subgenre Lainnya : Ada beberapa subgenre lain pada musik heavy metal yang datang dari perpaduan death metal dan genre non-metal lainnya seperti paduan death metal dan jazz. Atheis dan Cynic adalah dua contoh band yang memainkan jenis perpaduan musik tersebut. Memasukkan unsur solo drum Jazz pada albumnya sedangkan elemen lainnya kemudian dimasukkan dari Jazz Fusion. Nile juga telah memasukkan unsur musik dari Mesir dan Timur Tengah untuk mengangkat tema musik mereka. Sementara Alchemist juga telah memasukkan ‘Psychedelia bersama dengan musik Aborigin. Beberapa kelompok seperti Nightfall, Septic Flesh, dan Eternal Tears Of Sorrow, telah memasukkan keyboard dan element simfoni yang menciptakan perpaduan dari symphonic metal dan death metal, yang kadang-kadang disebut sebagai Symphonic Death Metal.

4. Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai musik Death Metal :
        Kekomplektisitasan Musik : Meskipun suara-suara parau dan gitar yang kasar kadang-kadang menganggu pendengaran kita (terutama bagi mereka yang hanya terbiasa dengan musik lembut), suara-suara tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot. Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika kita punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pencinta fanatic musik melayu tanah air.
        Kesulitan Untuk Mempelajari : Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan waktu yang lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan waktu yang sama untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz.. Untuk instrument perkusif, permainan drum pada musik Death Metal adalah sangat technical dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yang sedemikian kompleks pada tempo yang kedengarannya mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang popular (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simple dan kadang-kadang hanya merupakan musik elektronik yang bukan dimainkan musisi ‘betulan’. Inilah yang dijual ke public. Untuk mereka yang lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.
      Aksi Panggung Yang Eksploratif : Lihatlah bagaimana para musisi Death Metal yang memainkan instrument secara eksploratif. Jika anda mencoba
memainkannya sendiri, anda akan menyadari bahwa musisi Death Metal adalah musisi-musisi yang berbakat. Mempelajarinya membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus steretipe bahwa para MetalHead adalah orang-orang malas. Anda mungkin juga akan terkesan betapa energiknya para anak-anak Death Metal. Jangan harap ada Death Metal di acara-acara seperti Bla bla bla metalfest, bla bla bla gemuruh fest….. dan sebagainya.
      Jarangnya Terjadi Plagiarisme : Di Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drums, solo dan liriknya. Menulis musik anda sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’. Jarang ditemukan kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu death metal.
       Mempunyai Lirik Yang Fiksional : Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi jangan menganggap apa yang anda dengar di musik death metal adalah serius. Lirik-lirik itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuhan berantai atau bunuh diri. Tapi hal-hal tersebut adalah kenyataan yang tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi death metal untuk merekam kejadian-kejadian tersebut secara fiksional menjadi sebuah lagu ? Sebenaranya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari cerita rakyat, social, masalah agama dan sejarah.
      Mempunyai Banyak Sub Genre : Tidak semua Death Metal sama. Genre ini mencakup banyak sub-genre yang kadang-kadang bercampur satu sama lainnya. Hasilnya, sulit untuk mendeksripsikan satu band dengan satu sub-genre saja.

5.Cara Pandang dan Pola Pikir Musisi Death Metal :
Walau memiliki lirik dan irama musik yang terbilang ‘aneh’, ini adalah sebuah bentuk para musisi tersebut dan menggambarkan apa yang ingin disampaikan dalam musik tersebut. Rata-rata musisi Death Metal adalah orang yang memiliki pola pikir, cara pandang dan wawasan yang luas, ini adalah satu factor yang membuat lirik-lirik dan irama lagu Death Metal sangat sulit dipahami karena banyak menggunakan bahasa yang ‘berat’. Jika anda adalah orang yang terbiasa dengan hal-hal melow dan berada pada situasi yang sama setiap hari maka jangan harap bisa memahami ataupun menikmati Death Metal.

6. Bagaimana sih Karakter pada music Death Metal :

Instrumentasi : Setup yang paling sering digunakan dalam genre death metal adalah dua gitar listrik, gitar bass, vocalis dan drummer yang sering menggunakan ‘Hyper double-bass blast beats’. Meskipun ini setup standar,
namun kadang-kadang ada juga yang menggabungkan instrument lainnya seperti Keyboard. Genre ini sering dikenal dengan tempo kerasnya, melakukan permainan gitar yang cepat, highly distorted dan downtuned, dimainkan dengan teknik seperti palm muting dan tremolo picking. Perkusi yang sangat agresif dan kuat serta Pola permainan drum yang sangat cepat dan sering menambah kompleksitas dari genre death metal ini. Death metal bisa termasuk progresi akord kromatik dan struktur lagu yang bervariasi serta jarang memanfaatkan dari susunan lirik, jenis suara dan aransemen yang standard. Namun dalam beberapa situasi, adanya pengaruh pada penggabungan riff-riff melodi dan harmonic. Dengan adanya penggabungan antara riff-riff melodi dan harmoni lebih cenderung digunakan dalam penciptaan death metal melodius. Komposisi ini cenderung menekankan suatu pengembangan yang berkelanjutan antara tema dan motif.
Vocal dan Lirik : Tipikal vocal pada Death Metal biasanya cenderung ke
guttural roars, grunts, snarls and low growls yang seringkali disebut sebagai death growls. Death growls secara keliru seringkali dianggap sebagai bentuk teriakan yang menggunakan gaya vocal terendah namun death growls sebenarnya adalah ‘screaming technique’ yang biasanya dilakukan oleh vocalis yang berpengalaman dan diciptakan oleh teknik yang sama sekali berbeda.
Mengenai lirik : death metal itu sendiri biasanya mengangkat tema tentang pembunuhan dan cerita kekerasan, tetapi bisa juga meluas pada tema Satanism, kritik agama, gaib, ilmu kebatinan, dan/atau komentar social. Walaupun kekerasan dapat di explorasikan dalam berbagai gaya lain, Death Metal menguraikan detil dari tindakan ekstrim, mencakup perusakkan, pembedahan, siksaan, perkosaan dan necrophilia. Sarjana sosiologi ‘Keith Kahn-Harris’ (Pengarang dari Extreme Metal : Music and Culture on the Edge) berkomentar bahwa ini dapat dihubungkan dengan sebuah ‘daya tarik’ dengan tubuh bahwa semua orang-orang berbagi sampai taraf tertentu, sebuah ‘keinginan terpenting’ dan walaupun genre ini sering memperindah kekerasan dan ketidakjelasan, ini sama dengan takut dan menjijikkan di antara eksplorasi itu. Pengarang Heavy Metal ‘Gavin Baddeley’ juga menyatakan Bahwa sepertinya adalah suatu koneksi antara ‘bagaimana seseorang mengenal kematian mereka sendiri’ dan ‘beberapa banyak mereka melihat gambaran kekerasan dan kematian’ lewat media. Apalagi, kontribusi para seniman/musisi terhadap genre ini sering mempertahankan Death Metal sebagai suatu format pertunjukkan dan seni yang lebih ekstrim, serupa dengan film horror pada industry perfilman dan tidak perlu dikatakan lagi, ini telah
membawa musisi seperti sedang diserang wabah secara internasional, yang faktanya diakui adalah sering hilangnya atas sejumlah besar anak remaja, yang hidup dibawah pengaruh kekerasan seperti itu tanpa konteks social atau kesadaran tentang mengapa perumpamaan merangsang. Menurut ‘Alex Webster’ (Bassist dari Cannibal Corpse), lirik lagu ‘Gory Lyrics ( lirik berdarah) kemungkinan tidak sebanyak seperti yang orang katakan.tentang apa yang menjaga kita dari menjadi trend atau mainstream seperti Death Metal tidak pernah akan memasuki trend disebabkan lirik lagu yang terlalu berbau gory/berdarah. ‘Aku pikir ini adalah benar-benar musik sebab pertunjukkan yang kejam adalah trend yang totalitas’.

Sejarah Musik Hardcore




Munculnya musik Hardcore pada tahun 1970-an.Hardcore awalnya berasal dari musik punk, ada 3 Band yang awalnya membentuk aliran musik hardcore ini. Musik Hardcore ini juga banyak disebut sebagai musik underground karena kebanyakan komunitas musik ini tidak dipublikasikan ke masyarakat dan khlayak luas. Orang tidak akan mengenal siapa sajayang ada di musik Hardcore ini karena tidak mempunyai karakter yang subjektif, musik punk disini dapat dipublikasikan dan dapat dikenal dari ciri khas dan gaya - gaya mereka. dan dikomunitas Hardcore ini tidak memandang profesi siapa dan darimana asal serta umur orang itu.




Di aliran musik ini terdiri dari 3 Band yang mendirikannya, Pertama yaitu Bad Brain yang menyebarkan aliran Hardcore dengan mengadakan konser - konser disebagian kota, sehingga musik Hardcore dapat dikenal oleh khalayak dan masyarakat luas.




Kemudian yang kedua yaitu ada Bad Flag, mereka membentuk aliran ini dengan merubah aransemen lagu step - step menjadi lebih cepat, sehingga Hardcore mempunyai karakter musik sendiri.




dan ketiga adalah Minor Threat pada Band ini yang membedakan antara musik Punk dan Hardcore dengan menyerukan straight age pada komunitasnya yaitu dengan mengajak komunitas Hardcore untuk hidup lebih positif karena pada era tahun 1970-an tersebut banyak pemuda yang menyukai aliran punk yang meninggal dunia dengan sia - sia dikarenakan Narkoba. Minor Threat mengajak bahwa Hardcore yang beraliran keras bukan berarti harus memakai dan menggunakan Narkoba. Straight Age yang kemudian pecah menjadi 2 bagian,yaitu bagian positif yaitu pengikut dari Vegetarian sampai tidak yang merokok, sedangkan bagian yang Negatif kebalikannya.

PUNK Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
GAYA DAN HIDUP IDEOLOGI
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
PUNK DAN ANARKISME

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
PUNK INDONESIA
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
SKINHEAD
Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk

SEJARAH
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.
PAKAIAN
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.
MUSIK

Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.
Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.
RASISME

Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977

PUNK ROCK

PUNK ROCKPunk rock is a rock music genre that developed between 1974 and 1976 in the United States, the United Kingdom and Australia. Rooted in garage rock and other forms of what is now known as protopunk music, punk rock bands eschewed the perceived excesses of mainstream 1970s rock. They created fast, hard-edged music, typically with short songs, stripped-down instrumentation, and often political, anti-establishment lyrics. Punk embraces a DIY (do it yourself) ethic, with many bands self-producing their recordings and distributing them through informal channels.
By late 1976, bands such as the Ramones, in New York City, and the Sex Pistols and The Clash, in London, were recognized as the vanguard of a new musical movement. The following year saw punk rock spreading around the world. Punk quickly, though briefly, became a major cultural phenomenon in the United Kingdom. For the most part, punk took root in local scenes that tended to reject association with the mainstream. An associated punk subculture emerged, expressing youthful rebellion and characterized by distinctive styles of clothing and adornment and a variety of anti-authoritarian ideologies.
By the beginning of the 1980s, faster, more aggressive styles such as hardcore and Oi! had become the predominant mode of punk rock. Musicians identifying with or inspired by punk also pursued a broad range of other variations, giving rise to post-punk and the alternative rock movement. By the turn of the century, pop punk had been adopted by the mainstream, with bands such as Green Day and The Offspring bringing the genre widespread popularity.

Kamis, 29 Oktober 2009


Punk
merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
GAYA HIDUP DAN IDEOLOGI
Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).
Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.
Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.
PUNK DAN ANARKISME
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.
Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.
Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.
PUNK INDONESIA
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.
CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
AWALNYA KATA OI DI INDONESIA
Di Bandung sendiri, Oi! dimulai pertengahan 90-an diawali dengan Runtah. Ketika terjadi booming Ska di Indonesia, bermunculan banyak Skinhead, entah mereka hanya poseurs, trendy wankers ataupun a true SKINHEAD itselfs. Seiring dengan "mati"-nya tren ska karena dihantam secara dahsyat oleh major label, maka menghilang pulalah Skinhead. Tapi ingat, setiap hilangnya suatu tren bukan berarti hilang pula subkultur yang tercipta atau terbawa oleh trend tersebut. Walaupun sedikit, tapi Skinhead di Indonesia, di Bandung khususnya still going strong and getting bigger. Ada beberapa organisasi Skinhead di dunia yang masuk ke Indonesia. Antara lain adalah Red Anarchist Skinhead dan Skinhead Against Racial Prejudice. Bahkan Neo-Nazi Skinhead sendiri ada di negara kulit berwarna seperti Indonesia ini. Beberapa gelintir Skinhead Rasis ini terlihat di Bandung dan Jakarta. Di Yogyakarta para Skinhead umumnya sudah mengerti asal muasal Sub Kultur ini. Di Yogyakarta beberapa band skinhead memainkan ska selain Oi! dan Hardcore.
Sampai saat ini sudah banyak sekali band Oi! di Bandung, seperti Haircuts, Rentenir, Battle 98, The Real Enemy, Sanfranskins, One Voice, OppressionHead,Virgin Oi!,dan banyak lagi. Karena gelombang Skinhead Rasis yang mulai meresahkan maka beberapa skinhead non-rasis dan anti rasis dari beberapa band Oi! di bandung , membuat sebuah band bernama Combat 34 yang sangat anti rasis, nama band ini adalah ejekan untuk skinhead rasis di Jakarta yg menamakan diri COMBAT 18 Indonesia, lagu-lagu mereka bercerita tentang apa gunanya jadi rasis di Indonesia, ajakan berkelahi untuk para skinhead rasis, dan pastinya juga tentang sepak bola, perkelahian di jalan, dengan moto mereka "Sometimes Anti-Social but Always Anti-Racist". Band-band tadi sudah merilis beberapa kompilasi dan mini album di bawah naungan United Races Records. Skinhead di Bandung sering terlihat di workers store di gedung Miramar lantai dasar sebelah Palaguna. Sekarang Gd. Miramar ini sudah tidak ada, dan kita dapat menemui mereka di P.I. (Pasar Induk: sebutan untuk Mal pertama di Bandung) yang berlokasi di belakang mal Bandung Indah Plaza.
Jangan lupakan kota pelajar, Yogyakarta, disini ada banyak band2 Oi!/streetpunk, mereka masing2 memiliki ciri yang berbeda antar bandnya, seperti Captain Oi!, Sardonic, Elang Bondol, Selokan Mataram, Bala Nusantara dan masih banyak lagi, selain banyak yang sudah bubar, beberapa band ini berada di bawah naungan Realino Records, Ruckson Music (milik salah satu personel Dom 65), Unite n Strong. skinhead di Yogyakarta dapat ditemui di daerah jalan Mataram. Ada beberapa album baik full ataupun kompilasi yang telah beredar.
Di Jakarta sendiri scene skinhead cukup berkembang dengan baik. Kita dapat menemui banyak skinhead di seputaran kota ini. Mulai dari Trad Skins, SHARP Skins, sampai yang Rasis pun ada. Band-band Oi! asal Jakarta antara lain adalah The End, Anti-Squad, Garuda Botak, the Gross, the Bretel, dan lainnya.
Begitu pula di Denpasar Bali, komunitas skinhead begitu berkembang pesat, ini dibuktikan dengan munculnya beberapa Band Oi! seperti misalnya The Resistance, Paku 5, Metro Mini, Bootbois, The Stomper, The BOiS dan masih banyak lagi. Saat ini komunitas skinhead di Denpasar berpusat pada sebuah tempat di daerah seputaran Jalan Imam Bonjol yaitu sebuah warnet yang oleh pemiliknya diberi nama SKINET yang mempunyai arti SKINHEAD NETWORK, disinilah para komunitas skinhead di Bali berkumpul.
SEJARAH
Ketika era 80-an menyerang dan punk rock mendapatkan nafas baru, Oi! menjadi bagian yang solid dari pergerakan itu, yang diperkenalkan oleh Garry Bushell, penulis di Sounds, koran musik di Inggris. Garry percaya bahwa punk rock adalah musik protes dan mengumpulkan semua band street punk di bawah bendera Oi! seperti The Business, The 4-skins, The Burial, Combat 84, Infariot, dan Last Resort menyerbu Punk Scene dengan jenis realita mereka. Seperti motto Last Resort, "No Mess, No Fuse, just Pure Impact!"
Musik Oi! mulai meredup di akhir 80-an. Dan di Amerika, hardcore adalah musik yang didengar oleh Skinhead. Dapat dikatakan bahwa musik Oi! bukan hanya musiknya Skinhead.